LINIMASA - Istilah FOMO kerap kali dilontarkan warganet khususnya saat membahas masalah isu ekonomi semisal dunia saham ataupun kripto.
FOMO merupakan kependekan dari Fear Of Missing Out. FOMO diartikan sebagai kondisi perasaan cemas atau tidak nyaman disebabkan karena keyakinan bahwa orang lain sedang bahagia dan mendapat sesuatu yang diinginkan, sedangkan dia sendiri tidak.
Perasaan tersebut tidak terbatas pada acara atau pertemuan sosial. Kondisi itu bisa terjadi di dunia perdagangan saham atau di dunia kripto.
Saat para trader takut kehilangan potensi keuntungan dengan tidak membeli atau menjual aset pada waktu yang tepat.
Efeknya, FOMO bisa menyebabkan keputusan yang cenderung impulsif dan tidak rasional, hingga akhirnya mengakibatkan kerugian. FOMO biasanya dialami oleh investor atau trader pemula di dunia perdagangan kripto.
Melansir Investipedia sebagaimana dikutip dari Blockchainmedia.id--jaringan Suara.com, FOMO merupakan sebuah fenomena psikologis umum yang memengaruhi banyak hal.
Gejala FOMO biasanya dicirikan dengan adanya perasaan cemas atau tidak nyaman yang muncul dari keyakinan bahawa orang lain mengalami sesuatu yang diinginkan, sedangkan lainnya tidak.
Pemicu hadirnya FOMO biasanya disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya melalui unggahan media sosial, artikel berita, atau percakapan dengan teman dan kolega.
Dalam perdagangan kripto dan saham, FOMO terjadi ketika investor ataupun trader takut kehilangan keuntungan dengan tidak membeli atau menjual aset pada waktu yang tepat.
Baca Juga:Jadwal Perempat Final Liga Champions 2023: Real Madrid vs Chelsea, Manchester City vs Bayern Munchen
Contohnya, kondisi FOMO dalam dunia kripto terjadi ketika seorang trader melihat sinyal mata uang kripto, bitcoin naik nilainnya dan trader tersebut buru-buru membeli aset bitcoin dengan alasan takut kehilangan potensi keuntungan. Sekilas, FOMO mirip dengan fenomena panic buying.