LINIMASA - Dua perusahaan otomotif raksasa asal Jerman, Volkswagen dan Bayerische Motoren Werke (BMW) rupanya tak mau ketinggalan dalam meluncurkan mobil bertenaga listrik.
Oleh karena itu, kedua perusahaan tersebut siap mengucurkan dana yang fantastis agar bisa menyaingi Tesla yang saat ini masih merajai dunia otomotif yang bertenaga listrik terutama mobil.
Satu dekade yang lalu, Tesla adalah jenama otomotif baru dengan hanya satu model yang “berkhotbah” mengenai isu nol emisi. Saat itu masyarakat rata-rata belum siap untuk menerima inovasi mutakhir itu.
Namun kini, para konsumen dan produsen kendaraan lainnya menanggapi Tesla dengan sangat serius. Beberapa perusahaan sudah memamerkan karya mobil listrik mereka di dunia pasar global.
Baca Juga:Pesan Ibu Irish Bella Usai Ammar Zoni Terjerat Narkoba Penuh Makna: Kamu Layak Dapat Lebih Baik
BMW dan VW rupanya tak mau kelinggalan, sebagai perusahaan raksasa, mereka menyalurkan miliaran dolar ke dalam program mobil listrik untuk mengimbangi perusahaan baru Amerika itu.
BMW, tentu saja, berada di garda depan revolusi electric vehicle (EV) modern dengan subkompak i3 yang diperkenalkan pada tahun 2013.
Namun, BMW tidak pernah benar-benar memanfaatkan keunggulan tersebut, dan lebih memilih untuk fokus pada mobil hybrid daripada mengembangkan keluarga EV.
Volkswagen juga sempat terjun ke perairan EV dengan e-Golf pada tahun 2014, tetapi skandal “dieselgate” yang terjadi setahun kemudian benar-benar membujuk perusahaan itu untuk menempatkan kekuatannya di belakang tenaga listrik.
Diketahui, VW sempat alami skandal emisi, yang dikenal sebagai “Dieselgate” pada September 2015, ketika Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) mengeluarkan pemberitahuan pelanggaran Undang-Undang Udara Bersih kepada Volkswagen Group.
Baca Juga:Tampilan Kasual dan Warna Soft Jadi Andalan Industri Tas Lokal, Disukai Masyarakat Urban
Dilansir dari Carscoops pada Minggu, rasa malu yang tersisa dari episode itu bisa jadi alasan dari perusahaan tersebut begitu fokus pada masa depan listrik. Begitu juga dengan BMW.
BMW tetap membuka opsinya, mendukung teknologi e-fuel untuk memperpanjang umur mesin pembakaran dan mengembangkan mobil hidrogen.
Meski begitu, BMW mengharapkan lebih dari 50 persen penjualan mobil barunya berasal dari EV, jauh sebelum target internal 2030 dan telah menghabiskan banyak uang untuk mewujudkannya.
BMW mengungkapkan minggu ini, bahwa mereka mengalokasikan rekor 8,3 miliar dolar AS (lebih dari Rp127 triliun), atau 5,5 persen dari pendapatannya, untuk belanja modal, dan keseluruhan investasi karena perusahaan bersiap untuk peluncuran EV generasi Neue Klasse.
Salah satu mobil tersebut dilengkapi oleh konsep i Vision Dee, pendahulu Seri 3 masa depan. Sementara mobil Neue Klasse pertama yang akan tiba adalah jenis SUV kompak pada tahun 2025.
Tetapi, investasi 8 miliar dolar AS itu tak sebanding dengan apa yang VW berikan di balik transformasi EV-nya.
Menurut The Wall Street Journal, perusahaan telah mengumumkan akan membelanjakan 191 miliar dolar AS selama lima tahun.
Dua pertiga dari uang tunai tersebut ditelan oleh pengembangan teknologi listrik dan digital pada mobil, seperti produk barunya ID. 2.
Baik BMW dan Volkswagen, berharap bahwa investasi besar itu akan cukup untuk mengimbangi Tesla. Meskipun untuk VW, perusahaan Elon Musk itu bukanlah satu-satunya ancaman.
EV baru keluaran China sekarang mulai menyusup ke pasar barat, tetapi lima tahun dari sekarang kehadiran mereka mungkin membuat persaingan dengan Tesla tampak seperti balapan yang mudah.(Sumber:Antara)